SEKAYU | Penerapan pembelajaran dalam jaringan (Daring) selama pandemi covid 19 belum berjalan maksimal di lembaga pendidikan khususnya pada pendidikan layanan khusus. tidak semua peserta didik yang notabene anak berkebutuhan khusus (ABK) mampu mengikuti pembelajaran secara online.
Hal itu menuntut para guru di Sekolah Luar biasa (SLB) Negri Sekayu lebih kreatif dan telaten dalam menyampaikan materi pembelajaran hingga guru terpaksa memilih melakukan pembelajaran luar jaringan (Luring) meski konsekuensinya double baik tenaga waktu dan lainya
SLB (Sekolah Luar Biasa) Negri Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) selama pandemi covid 19 sudah menerapkan sistem pembelajaran baik Daring maupun luring bagi siswa – siswi berkebutuhan khusus.
“Sudah beberapa minggu ini, kita (guru) melakukan home visit ke rumah para siswa. Dalam home visit tersebut, para guru memberikan materi pembelajaran tugas kepada siswa dengan metode luring atau tatap muka,”Ungkap Salah Satu Guru Apriyadi, Spd usai melakukan Home Visit kerumah Siswa di Desa Teluk Kecamatan Lais Muba Kemarin.
Dikatanya, kegiatan belajar mengajar dengan metode luring ini, seperti biasa guru memberikan pelajaran seperti siswa membantu ibu dirumah serta lainya.Saat ini sudah ada sekitar 50 siswa yang sudah dilakukan home visit oleh pihak sekolah SLB Negeri Sekayu
Sistem daring diterapkan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sedikit mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Sementara sistem Luring guru bertatap muka langsung dengan siswa dan wali murid. Guru juga memberikan pemahaman bagi wali murid dalam proses belajar dirumah.
“Selama Pandemi Covid-19 ini. Sistem belajar di SLB kita lakukan secara Daring dan Luring. Menyesuaikan kondisi siswa dan wali muridnya,”katanya.
Sejauh ini, siswa ABK yang menjadi anak didik memiliki hambatan seperti Daksa, Autis, tunagrahita dan tuna rungu. Memang dalam proses belajar mengajar seperti saat ini memang banyak ditemui sejumlah kendala dalam pembelajaran daring.
Sehingga pembelajaran di rumah tidak bisa berjalan lancar. Seperti tidak semua anak bisa menggunakan HP dan ada juga yang tidak punya HP. Ada juga siswa yang memiliki kendala jaringan internet, atau orangtuanya yang tidak bisa mendampingi karena harus bekerja.
Lanjut Apriyadi, sejumlah wali murid di SLB ini juga mengalami kesulitan jika proses pembelajaran dilakukan secara Daring. Sehingga untuk mengatasi hal itu, guru yang berkunjung ke rumah siswa Home visit.
“Beberapa wali murid kan ada yang tidak memiliki HP, atau siswa itu kesulitan, maka guru datang secara berkala dan memberi tugas setiap satu minggu sekali,” terangnya.
Meski demikian, pihak sekolah tetap berupaya maksimal dalam mengawal kegiatan belajar siswa di rumah, sehingga tidak mengurangi kualitas pembelajaran yang diterima.
“Kita tetap selalu maksimal dalam melaksanakan Daring ataupun Luring. Itu komitmen kita,” tukasya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Negeruli Sekayu A Suhaili mengatakan,pihaknya akan terus berupaya untuk memberika materi pelajaran baik secara Daring Luring
Sesuai keberadaan siswa baik yang berada diluar Kecamatan, kelurahan, dan mengarah ke dalam kota.
“Tujuannya, menciptakan ukhuwah silaturahmi, baik orang tua, dan siswa. Karena ke 3 unsur ini berkaitan dengan PJJ, baik secara daring atau luring.Berdasarkan hasil asesmen terhadap siswa baru, yang mana mereka harus segera diberikan layanan pendidikan atau pelajaran,”ujarnya.
Lanjut suhaili, untuk materi- materi yang dibawa atau disampaikan merupakan materi pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kurikulum 13. Yang mana pada kegiatan home visite, guru-guru yang ditugaskan agar memberikan arahan kepada orang tua bahwa pembelajaran dirumah diutamakan pada life skil, atau kegiatan sehari hari di rumah.
“PJJ Pembelajaran Jarak Jauh, melalui daring/Jaringan WA, maupun Luring : Luar Jaringan, melalui ortu yg setiap harinya mengambil materi peljaran anak nya ke sekolah.Kegiatan home visit ini, alhamdulillah, hari ini terakhir sampai ke kecamatan Pakat Tinggi. Tinggal menjamah anak anak yg berada didalam kota sekayu,”terangnya.
Dalam home visit, suhaili menyebut tetap mengedapankan protokol kesehatan.Selain itu dalam home visit apra guru mengarahkan kepada orang tua tentang materi pembelajaran yg diberikan kepada siswa melalui daring/luring itu identik dengan kegiatan org tua sehari hari dirumah, jadi org tua diberi arahan untuk mengimitasi dari program itu.
“Banyak sekali manfaat home visit, bisa membangun kerjasama dgn org tua dlm mmberikan pelayanan pembelajaran dirumah.Anak masih merasa dimiliki, demikian gurunya, krena kenyataan nya anak anak senang dikunjungi dan semangat,”tukasnya.