Beranda Palembang Pilkada dan Kunci Demokrasi yang Sehat dan Berkelanjutan

Pilkada dan Kunci Demokrasi yang Sehat dan Berkelanjutan

0

Penulis: Ahmad Syaifuddin Zuhri S.I.KOM
warga Kabupaten Musi Banyuasin, Aktivis Relawan Putera Muba pro politik Sehat

SUMSELNEWS.CO.ID | Demokrasi adalah pilar penting dalam pembangunan sebuah negara. Pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan salah satu instrumen demokrasi yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin mereka secara langsung.

Namun, Pilkada sering kali diwarnai dengan biaya yang tinggi, baik dari sisi penyelenggaraan maupun praktik kampanye. Hal ini menimbulkan berbagai permasalahan, seperti politik uang dan korupsi, yang pada akhirnya dapat menggerus kepercayaan publik terhadap sistem demokrasi itu sendiri.

Pilkada yang tidak berbiaya tinggi bukan hanya penting, tetapi juga esensial untuk memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan adil dan transparan. Biaya tinggi dalam Pilkada sering kali menjadi penghalang bagi calon yang kompeten tetapi tidak memiliki sumber daya finansial yang cukup. Ini menciptakan ketidaksetaraan yang pada akhirnya dapat mengurangi kualitas kepemimpinan yang dipilih oleh masyarakat.

Selain itu, biaya politik yang tinggi juga dapat mendorong praktik korupsi. Calon yang menghabiskan banyak uang selama kampanye akan mencari cara untuk mengganti biaya tersebut setelah terpilih, yang sering kali melalui tindakan korupsi. Ini tidak hanya merugikan negara, tetapi juga menghambat pembangunan yang berkelanjutan.

Pilkada yang efisien dan tidak berbiaya tinggi juga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat. Ketika masyarakat melihat bahwa Pilkada dijalankan dengan biaya yang wajar dan tanpa praktik korupsi, mereka akan lebih termotivasi untuk terlibat dalam proses demokrasi. Partisipasi yang tinggi adalah indikator kesehatan demokrasi dan dapat membantu memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili keinginan masyarakat.

Untuk mencapai Pilkada yang tidak berbiaya tinggi, diperlukan reformasi dalam sistem pemilihan. Hal ini bisa mencakup pembatasan pengeluaran kampanye, transparansi dalam pendanaan politik, dan peningkatan pengawasan terhadap praktik politik uang.

Selain itu, pendidikan politik bagi masyarakat juga penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya Pilkada yang bersih dan adil.
Pilkada yang tidak berbiaya tinggi adalah investasi untuk masa depan demokrasi. Dengan mengurangi biaya politik, kita dapat membuka pintu bagi lebih banyak calon yang berkualitas, mengurangi praktik korupsi, dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Ini adalah langkah penting menuju demokrasi yang sehat dan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Beni Hernedi, baru baru ini telah menyatakan pandangannya mengenai biaya politik yang tinggi dalam Pilkada Serentak 2024. Dia menilai bahwa biaya politik yang tinggi menjadi beban tersendiri dan kondisi ini dirasakan oleh semua pihak.

Beni Hernedi mengungkapkan bahwa tantangan dalam Pilkada tidak ringan, terutama mengingat kualitas Pemilu 2024 yang membutuhkan logistik yang tidak sedikit. Dia berharap bahwa dalam Pilkada di Musi Banyuasin, rakyat akan memilih pemimpin dengan sikap keteladanan dan berkomitmen untuk melakukan perubahan.

Beni Hernedi juga mengakui bahwa dia adalah underdog di antara calon lain yang akan maju di Pilkada 27 November 2024. Meskipun menghadapi tantangan biaya, dia menekankan bahwa pemilihan langsung tidak selalu menjamin calon dengan anggaran besar. Dia percaya bahwa rakyat dapat memilih berdasarkan ide, gagasan, dan program yang sesuai dengan keinginan mereka, bukan karena dana yang dimiliki oleh calon

Beni Hernedi, sebagai seorang kamdidat yang berbicara dengan jujur dan apa adanya tentang biaya politik dalam Pilkada, patut diapresiasi. Sikapnya yang berbeda dari kebanyakan calon yang lebih fokus pada pencitraan menunjukkan integritas dan komitmen untuk memperbaiki sistem demokrasi.

Dalam dunia politik, seringkali kita melihat calon-calon yang berusaha memperlihatkan citra yang sempurna, terutama selama masa menjelang pencalonan dan kampanye. Mereka menghabiskan banyak uang untuk memperlihatkan diri mereka sebagai pemimpin yang ideal, tanpa selalu memperhatikan kebutuhan dan aspirasi rakyat. Namun, Beni Hernedi berbeda. Dia tidak hanya berbicara tentang biaya politik yang tinggi, tetapi juga mengakui tantangan yang dihadapinya sebagai seorang underdog.

Ketulusan dan keterbukaan Beni Hernedi dalam melihat realitas Pilkada adalah langkah positif. Ini menunjukkan bahwa dia lebih peduli pada substansi dan perubahan yang seharusnya dapat dibawa oleh kandidat daripada sekadar menciptakan citra yang sempurna. Kita perlu menghargai calon-calon seperti Beni Hernedi yang berani berbicara apa adanya dan memperjuangkan kepentingan rakyat di atas segalanya.

Dalam konteks Pilkada, integritas dan transparansi adalah nilai-nilai yang sangat penting. Semakin banyak calon yang berbicara dengan jujur dan berkomitmen untuk mengurangi biaya politik yang tinggi, semakin baik bagi demokrasi kita. Mari kita dukung calon-calon yang berani berbeda dan memperjuangkan kepentingan rakyat dengan tulus dan jujur

Pandangan yang mengatakan bahwa “jika tidak punya uang tidak usah nyalon” dan “tidak akan menang kalau tidak memberi uang dan materi kepada pemilih” adalah pandangan yang sempit dan merugikan esensi demokrasi. Sikap seperti ini mengabaikan prinsip dasar demokrasi yang seharusnya berdasarkan pada ide, visi, dan komitmen terhadap pelayanan publik, bukan pada kekuatan finansial.

Beni Hernedi, dengan pandangannya yang jujur dan terbuka tentang biaya politik yang tinggi, menunjukkan bahwa kemenangan dalam Pilkada seharusnya tidak ditentukan oleh berapa banyak uang yang dapat dihabiskan oleh calon, tetapi oleh kualitas gagasan dan program yang ditawarkan kepada masyarakat. Ini adalah langkah penting untuk mengurangi praktik politik uang yang telah lama menjadi penyakit dalam sistem politik kita.

Kritik yang menyatakan bahwa calon harus memiliki uang untuk menang hanya akan memperkuat siklus korupsi dan mengurangi kesempatan bagi calon yang memiliki integritas tetapi tidak memiliki sumber daya finansial yang besar. Seharusnya publik mendukung calon yang berusaha mengubah narasi ini dan mempromosikan Pilkada yang lebih bersih dan adil.

Sebagai masyarakat, kita harus menghargai calon seperti Beni Hernedi yang berani menghadapi tantangan ini dan tetap berkomitmen untuk kampanye yang tidak berbiaya tinggi. Ini adalah cara kita untuk memastikan bahwa Pilkada kita mencerminkan nilai-nilai demokrasi yang sebenarnya dan memilih pemimpin yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat.

Dengan gagasan Pilkada yang tidak berbiaya tinggi, seperti oasis di tengah padang pasir politik transaksional yang gersang. Dalam pasar politik yang ramai ini, di mana setiap calon berusaha menarik pembeli dengan segala macam trik dan gimmick, kita butuh hadirnya figur yang memilih untuk tidak mengikuti arus, tidak membagi-bagikan ‘souvenir’ berupa uang atau materi, melainkan mengajak membagikan brosur berisi ide dan program kerja yang nyata. Kerja elektoral yang dilakukan tidak membeli suara, tapi memenangkan hati.

Kita semua tahu, politik transaksional adalah seperti makanan cepat saji: cepat, mudah, dan memuaskan untuk saat itu, tapi pada akhirnya tidak baik untuk kesehatan (demokrasi).

Jadi, mari kita berikan tepuk tangan meriah bagi sang ‘chef’ politik yang berani memasak resep baru dalam dapur demokrasi kita. Mungkin saja, dengan bumbu kejujuran dan rempah integritas yang dia gunakan, kita akan mendapatkan hidangan demokrasi yang tidak hanya lezat di lidah, tapi juga menyehatkan bagi tubuh politik kita. – Wallahu a’lam Bissawab