Palembang – Anggota komisi I DPRD Palembang, Ridwan Saiman, menyayangkan sikap arogansi oknum PNS di Bagian Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Palembang yang mengamuk dan menantang wartawan untuk berduel saat melakukan peliputan.
“Sikap tidak beradap yang dilakukan PNS AD tersebut sangat kita sesalkan. Harusnya sebagai orang Protokol, tingkat keberadabannya lebih dari orang-orang lain,” katanya, saat dihubungi, Jumat (3/4/2020).
Menurutnya, hal yang wajar jika wartawan meminta jaga jarak dalam bertugas, untuk menghindari wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Apalagi aturan jaga jarak merupakan instruksi langsung dari pemerintah.
“Apa yang dilakukan PNS AD sangat tidak mencerminkan seorang PNS di Bagian Protokol. Kami sangat menyangkan, kami minta saudara AD untuk introsepeksi diri, supaya lebih menurunkan emosi, agar tidak merusak citra Palembang Darussalam,” imbuhnya.
Ia berharap, Kabag Protokol dapat melakukan teguran pada bawahannya yang bekerja tidak sesuai ketentuan.
“Tentu pimpinannya lebih tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu, saat meminta konfirmasi ke Kabag Protokol Setda Palembang, Adrianus Amri, melalui sambungan telepon pribadinya di nomor 08127117xxxx tidak direspon, begitu juga saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.
Diketahui, pada, Kamis (2/4/2020), Walikota Palembang bersama Forkominda dan kepala Opd dilingkungan Pemkot Palembang, menggelar rapat laporan penanganan Covid-19, dirumah dinas Walikota Palembang.
Usai rapat, Walikota akan mengadakan konferensi pers, namun karena ruangan konferensi pers kecil, puluhan wartawan yang hadir, terpaksa berdesak-desakan.
Para wartawan pun mengeluhkan, lokasi pertemuan yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dari World Health Organization (WHO), untuk menjaga jarak minimal 1,5 meter. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penularan Corona Covid-19.
“Kami ini manusia juga, kenapa dikumpulkan di tempat berdesak-desakan seperti ini. Harus jaga jarak,” kata salah seorang wartawan.
Ternyata, keluhan para awak media ini membuat salah satu oknum PNS di bagian Protokol berinisial AD langsung mengamuk.
Bahkan oknum PNS ini membentak salah satu jurnalis media online di Sumsel, untuk keluar dari lokasi rapat. Karena tidak dihiraukan, AD kembali menantang wartawan tersebut dengan nada bicara yang tinggi.
“Biaso bae ngomong tuh, ngapo dak ngomong dari tadi, sini kau kito keluar bae, kito selesaike diluar,” kata AD menantang wartawan tersebut.
Bahkan, beberapa kali Ade dan petugas lain memanggil wartawan untuk keluar dan seakan mengajak berkelahi.
“Ngapo kau jingok-jingok. Sini keluar bae,” ungkap salah pegawai protokol lain menantang wartawan.
Ade pun menantang dan menyebutkan bahwa dirinya berasal dari salah satu suku di Sumatera Selatan dan tidak takut dengan siapapun.
“Ngapo dak senang kau, aku memang pakam ingeti rai aku yo, aku neh wong Lahat, ingetlah urusan kito pasti selesai,” katanya.
Sementara itu, Raden online yang ditantang mengaku, meminta kepada protokol untuk mengatur jarak saat peliputan rapat tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.
“Pertama saya minta dengan salah satu petugas, untuk diatur sama seperti posisi duduk pejabat yang mengikuti rapat. Katanya dua mau laporan dulu,” ungkapnya.
Tapi saat dipanggil untuk Press Confrence, sejumlah wartawan dikumpul berdekatan dan sempat membuat resah para wartawan yang datang demi menyampaikan informasi terkait perkembangan Covid-19 di Kota Palembang.
“Kalo kita sebenarnya sudah biasa diperlakukan tidak pantas karena memang tugas kami hanya untuk mencari informasi untuk masyarakat. Tapi ini persoalannya lain ditengah kondisi pencegahan Covid-19. Apa yang kami lakukan cuma untuk saling menjaga, termasuk menjaga Walikota dan para pejabat. Karena kebijakan mereka sangat penting untuk disampaikan ke masyarakat,” pungkasnya.